Kiat Daerah Bangun Kolaborasi dengan Mitra Dalam dan Luar Negeri

Kiat Daerah Bangun Kolaborasi dengan Mitra Dalam dan Luar Negeri

sutvartikel.com || Jakarta, – Sejumlah pemerintah daerah (pemda) telah menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, baik di dalam maupun luar negeri untuk mendukung upaya pembangunan di daerahnya masing-masing. Kerja sama itu dilakukan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki daerah, maupun mengatasi persoalan yang dihadapi.

Hal itu seperti tergambar pada diskusi yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam acara Diseminasi Praktik Cerdas Hasil Kerja Sama Mitra di Dalam dan Luar Negeri, Kerja Sama Fair 2022, yang berlangsung secara daring dan luring dari Grand Sahid Jaya, Kamis (19/5/2022).

Dalam diskusi tersebut, Kemendagri menghadirkan sejumlah narasumber, baik dari pemda maupun mitra kerja sama. Narasumber tersebut seperti dari pihak pemda di antaranya, Bupati Kerinci Adirozal, Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto, Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Pemerintah Kota Surabaya Sidhata Praditya Ravienda Putra, dan Kepala Biro Kerja Sama Daerah DKI Jakarta Marulina Dewi Mutiara.

Sedangkan dari pihak mitra, yakni Coffe and PES Program Manager Ricolto Surya Meihdhy Basri, Senior Vice President Smart City Project BNI Hermita, Direktur Combine Resourse Institution Ford Foundation Elantanto Wijoyo, serta Vice President Mass Funding Division BRI Andreas Chandra Santoso.

Langkah membangun kerja sama itu seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan pihak Ricolto dalam mengembangkan potensi kopi di daerah tersebut. Kerja sama itu telah mampu membangkitkan produksi kopi, bahkan mengekspornya ke beberapa negara.

Bupati Kerinci Adirozal menuturkan, berkat upaya pengembangan tersebut laju pertumbuhan ekonomi di daerahnya terbilang membaik. Meski diterpa pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kerinci tetap naik di atas 3,5 persen. Bahkan, sebelum pandemi, pertumbuhan ekonomi di Kerinci mampu mencapai 7,8 persen.

“Luar negeri sudah mengurangi wine, mereka beralih kepada kopi, yuk kita kembangkan kopi Indonesia,” ucap Adirozal.

Selain itu, cerita kerja sama juga datang dari Kota Surabaya. Daerah tersebut melakukan kerja sama dengan Kota Kitakyushu, Jepang, di bidang lingkungan hidup untuk mewujudkan low carbon society dan smart compact city. Salah satu bentuk kerja samanya yakni melakukan pengelolaan sampah dengan menerapkan konsep 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle).

Sidhata menjelaskan, komunikasi yang baik menjadi kunci penting dalam membangun kerja sama. Hal inilah yang terus dilakukan Pemkot Surabaya dengan Pemerintah Kota Kitakyushu dalam menjalin kerja sama.

“Selain kuncinya komunikasi, niat mereka pun (Pemerintah Kota Kitakyushu) memang kayaknya tinggi ya terkait lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Gunung Kidul Heri Susanto juga mengungkapkan praktik kerja sama yang dibangun daerahnya. Salah satunya, yakni kerja sama Pawonsari (Pacitan, Wonogiri, dan Gunung Kidul) dalam pengembangan Gunung Sewu UNESCO Global Geopark yang dibangun oleh 3 daerah tersebut. Kerja sama lainnya yakni dengan Ford Foundation dalam pengembangan Sistem Informasi Desa (SID).

Kerja sama Pawonsari, kata dia, telah berdampak positif terutama dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Gunung Kidul. Kondisi ini otomatis meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor pariwisata, sehingga turut berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan di daerah tersebut.

Adapun DKI Jakarta juga turut membangun kerja sama dengan pihak luar, misalnya dengan Kota Berlin, Jerman. Kerja sama itu dalam bidang smart city dan teknologi informasi (IT).

Kepala Biro Kerja Sama Daerah DKI Jakarta Marulina Dewi Mutiara menuturkan, Jakarta dan Kota Berlin terikat dalam kemitraan sejak 1994. Awalnya, kerja sama itu difokuskan pada bidang budaya dan olahraga. Namun, Sejak 2016 kedua kota tersebut berfokus pada koneksi mereka melalui ekosistem start-up. Kemudian, keduanya mempeluas kerja sama di bidang smart city, start-up, dan e-government.

( red.)