sutvartikel.com || Sukabumi, – Pemerintah Desa Warungkiara menggelar Pelatihan Refleksi Bekam untuk warganya. Ini merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat desa berkelanjutan kerjasama Hipki dengan Pemerintah Desa Warungkiara kecamatan Warungkiara kabupaten Sukabumi tahun anggaran 2024.
Kepala Desa Warungkiara Ade Suherdi menjelaskan, pemberdayaan yang bisa di laksanakan oleh Laki- laki dan perempuan kali ini akan diselenggarakan pada 26 Juni dan besok 27 Juni 2024 pelatihan Barbershop. Ade menambahkan, untuk hari ini kita lakukan pelatihan Refleksi Bekam.
“Harapannya setelah pelatihan ini peserta bisa mengembangkan sampai akhirnya menjadi mata pencaharian warga dan salah satu program unggulan desa,” kata Ade, Rabu (26/06/2024).
Disebutkan pula, peserta adalah warga desa yang telah mendaftar dari masing-masing kedusunan.
“Pelatihan menghadirkan 2 pengajar khusus yang didatangkan dari Himpunan Penyelenggara Kursus Indonesia (HIPKI) DPC Kabupaten Sukabumi. Salah satunya ialah Muhammad Aprizal pengurus Yayasan Ash Shihah Komplementer Nusantara.
Biaya pelatihan rutin tahunan ini, lanjut Ade, senilai Rp 40 juta bersumber dari APBDes.
Ade mengungkapkan setiap tahun selalu ada kegiatan pemberdayaan dengan tema yang berbeda-beda. Dalam tiap pelaksananya, pihak desa mengupayakan adanya pemerataan penerima manfaat.
Dan dalam hal ini usulan kegiatan dari masyarakat sendiri atau bottom up. Kedepannya ekonomi kreatif masyarakat semakin berkembang, sehingga penghasilan masyarakat meningkat. Serta setiap tahunnya ada produk unggulan desa yang bisa terus dikembangkan serta mampu mendatangkan Pendapatan Asli Desa (PADesa).
“Seperti pelatihan kali ini, masyarakat tinggal ada kemauan dan rajin kami bantu fasilitasi, Makanya kami berharap, kedepan masyarakat bisa menambah nilai jual bisa juga meminta arahan saling koordinasi dengan HIPKI sebagai mitra desa Warungkiara.,” beber dia.
Ditambahkan H Budi Raharjo Ketua DPC HIPKI kabupaten Sukabumi, HIPKI dan Pemerintah Desa Warungkiara berkomitmen program ini tidak hanya sebatas pelatihan saja. Setelah kegiatan, akan ada pendampingan untuk pengembangan usaha masyarakat secara swadaya.
“Pemerintah Desa dan HIPKI akan berusaha dampingi sampai are benar-benar berhasil sampai warga masyarakat yang kami latih bisa mendapatkan keterampilan yang punya nilai jual. Kegiatan ini dapat berkelanjutan dan kita kembalikan kepada masyarakat, karena manfaatnya yang menerima adalah masyarakat itu sendiri,” pungkasnya.
(Ad)